Minggu, 07 Oktober 2012

Poem Collection


Beginikah dirimu ? 

Mencintai api ku terbakar
Mencintai angin ku terhempas
Mencintai air ku tenggelam
Mencintai laut ku terdampar
Mencintaimu ku terdampar
Mencintaimu ku tersiksa



Hatiku luka
Teriris tajamnya cinta
Jantungku remuk
tertimbun beratnya cinta
Jiwaku lapuk
terkikis derasnya cinta





Cinta, beginikah dirimu ?
slalu menyakitiku...........





By : Saeful Bahri



Sunyi

Roda waktu terus berputar
haripun terus berjalan
tahun-tahun bergantian
tak terdengar apapun dalam ruang

Sunyi,,,,,

Ku tak mendengar apapun dalam ruang
Ku hanya merasakan sunyinya kehidupan
Kehidupanku sunyi dan suram
Ku tak tahu kemana ku harus melangkah


Tapi ku coba tuk melangkah
Menyusuri kehidupan, agar ku tahu apa yang harus ku lakukan

Terlambat !

Semua tlah di telan kesunyian...




By : Saeful Bahri
 Debu Dalam Diri

Langkahku sesat,
jalanku hitam,
Ku terombang-ambing dan bimbang
terlena dalam kesesatan
Diriku kotor !
sangat kotor !

    

     Debu hitam melekat dalam diri
     tak terasa debu itu semkin banyak
     yang menyelimuti seluruh tubuh
     ingin ku siram dan ku hilangkan,,,

                                

 Sungguh !

                                             

                                                     Sulit bagiku, menghilangkan debu ini
                                                    Karena,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
                                                   Dia telah merasuk dalam sukma



                                                                                                                                                               By: SB

Kamis, 04 Oktober 2012

Makalah Manajemen Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus seputar pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan.
Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.
Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.
Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Manajejmen dan Kepemimpinan?
2.      Apa Persamaan Manajemen dan Kepemimpinan ?
3.      Apa Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan ?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami Pengrtian Manajemen serta mengetahui Persamaan dan Perbedaan manajemen dan Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam.



BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen
Perkembangan dinamis aplikasi manajemen berangkat dari keragaman definisi tentang manajemen. Semula, manajemen yang berasal dari  bahasa Inggris: management dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling a business” (Oxford, 2005).
Sementara, Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” mengemukakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen kemudian diartikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu untuk mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu system yang bersifat sosio-ekonomi-teknis; dimana system adalah suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan secara organik; dinamis berarti bergerak, berkembang ke arah suatu tujuan; sosio (social) berarti yang bergerak di dalam dan yang menggerakkan sistem itu adalah manusia; ekonomi berarti kegiatan dalam sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia; dan teknis berarti dalam kegiatan dipakai harta, alat-alat dan cara-cara tertentu (Kadarman, 1991).
Dengan demikian, manajemen merupakan kebutuhan yang niscaya untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi, serta mengelola berbagai sumberdaya organisasi, seperti sarana dan prasarana, waktu, SDM, metode dan lainnya secara efektif, inovatif, kreatif, solutif, dan efisien.
B. Penngertian Kepemimpinan dalam Pendidikan
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, dimana kata pendidikan menerangkan di lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekalaigus menjelaskan pula sifat dan ciri-ciri kepemimpinan, yaitu bersifat mendidik dan membimbing. Sebagaimana kata pendidikan yang menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
  1. pendidikan sebagai usaha atau proses pendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari
  2. pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakikat dan kegiatan mendidik mengajar dari zaman ke zaman atau yang membahas prinsip-prinsip dan pratik-praktik mendidika dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.
Dari dual hal tersebut, maka dapat penulis jelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan pada dasarnya terdapat dan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan dengan proses mendidik dan mengajar di satu pihak, dan pada pihak lain berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya dan ilmu-ilmu pembantu lainnya.
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan sangat berperan penting dalam mengembangkan seluruh sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia (SDM), oleh karena itu, para pakar pendidikan mencoba mengartikan kepemimpinan pendidikan, yaitu:
1.  Nawawi (1994:82), mengatakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk mewujudkan tugas terebut, setiap pimpinan pendidikan harus mampu bekerja sama dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk memberikan motivasi agar melakukan pekerjaannya secara ikhlas. Dengan demikian, seorang pemimpin pendidikan harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengembangkan sumber daya manusia lembaga pendidikan.

         2.  Fachrudi (1983: 33), mengatakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dalam proses mempengaruhi, mengkoordinir orang-orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat berlangsung lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
        3. Sedangkan Assosiation of Supervision and curiculum Development (ASCD), menyatakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak kea rah tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, tentang pengertian kepemimpinan pendidikan, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi, mengkoordinir, menggerakkan, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dapat lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
C. Persamaan dan Perbedaan antara Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam
Marno,M.Pd.I dalam bukunya menjelaskan bahwa kepemimpinan dan manajemen memiliki kaitan yang sangat erat, manajemen selalu diasosiasikan dengan rasionalitas pencapaian tujuan. Sedangkan kepemimpinan itu tidak hanya mementingkan ketercapaian tujuan tetapi juga peduli pada sisi penerimaan social. Oleh karenanya peranan sebagai pemimpin lebih luas dibandingkan dengan peranan sebagai manajer.

Ada perbedaan yang mendasar antara manajemen dengan kepemimpinan, yang secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN
1)      Para manajer adalah orang-orang yang melakukan hal-hal dengan benar
2)      Manajemen berurusan dengan upaya untuk menghadapi kompleksitas
3)      Manajer mendorong.
4)      Para manajer peduli pada bagaimana hal-hal dikerjakan.
5)      Fokus pada system dan struktur
6)      Lebih mengacu pada hasil akhir
7)      Efisiensi (dgn tenaga, Personil dan keuangan yang ada dpt mencapai tujuan)
8)      Manajer memberi perintah
9)      Jadi focus manajemen pada masalah operasional dan pelaksanaan suatu tugas. Dengan demikian manajemen lebih terfokus pada standar tertentu, problem solving, profesionalisme, dengan berpatokan pada undang-undang dan disiplin yang berlaku, serta penggunaan otoritas
1)      Para pemimpin adalah orang-orang yang melakukan hal-hal yang benar.
2)      Kepemimpinan berurusan dengan upaya untuk menghadapi perubahan.
3)      Pemimpin menarik
4)      Para pemimpin peduli terhadap apa makna berbagai hal bagi orang-orangnya.
5)      Fokus pada manusia
6)      Mengacu pada keluasan wawasan (Prestasi & Prestise Kerja)
7)      Efektifitas (berhasil guna, berdaya guna)
8)      Pemimpin berkomunikasi
9)      Kepemimpinan terkonsentrasi dan terfakus pada masalah hubungan dengan manusia dan memperhatikan masalah-masalah masa depan. Oleh karenan itu kepemimpinan tidak banyak memperhatikan hal lain kecuali masalah-masalah besar dan penting saja. Kepemimpinan banyak memperhatikan masalah visi, strategi dan selalu menekankan keteladanan dan pelatihan. Menghabiskan banyak waktu bersama dengan para pengikut serta memperhatikan mereka sebagai manusia

Persamaan keduanya adalah sama-sama pentingnya. Sebab jika hanya kepemimpinan yang berjalan maka dia hanya mengajari kita hidup di masa depan serta hubungan-hubungan dengan manusia, sementara kita tidak menghiraukan kebutuhan saat ini. Padahal tanpa itu, tidak mungkin kita bisa melanjutkan hidup hingga ke masa depan.    
Sementara jika manajemen saja, maka akan membuat kita jauh dari tujuan-tujuan jangka panjang, terikat oleh disiplin dan peraturan yang ada. Akibatnya, lupa hubungan-hubungan dengan sesama manusia. jadi kepekaan sosialnya kurang.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pengembangan dan pengelolaan lembaga pendidikan Islam, maka unsur-unsur atau komponen-komponen yang ikut andil dalam mempengaruhi tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, karena satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan dalam memaju lembaga pendidikan. Komponen-komponen tersebut antara lain, kepemimpinan, manajemen, administrasi dan organisasi. Empat komponen ini, dalam pandangan penulis, saling berhubungan dalam mengembangkan lembaga pendidikan terutama pengembangan sumber daya manusainya.
Persamaan Manajemen dan Kepemimpinman adalah sama-sama pentingnya. Sebab jika hanya kepemimpinan yang berjalan maka dia hanya mengajari kita hidup di masa depan serta hubungan-hubungan dengan manusia, sementara kita tidak menghiraukan kebutuhan saat ini. Padahal tanpa itu, tidak mungkin kita bisa melanjutkan hidup hingga ke masa depan
Sementara jika manajemen saja, maka akan membuat kita jauh dari tujuan-tujuan jangka panjang, terikat oleh disiplin dan peraturan yang ada. Akibatnya, lupa hubungan-hubungan dengan sesama manusia. jadi kepekaan sosialnya kurang.


DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Jurnal el-Harakah. 2003. Wacana Baru Pendidikan, Keagamaan, dan Kebudayaan. Malang: Fakultas Tarbiyah UIN-Malang
Marno, Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama
Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada





Makalah Bahasa inggris


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana yang sangat penting sekali bagi kehidupan sehari-hari dan salah penunjang kita dalam kehidupan terutama Bahasa Inggris salah satu Bahasa Internasional yang sangat penting. Oleh Penulis akan membahas salah satu bagian dari Bahasa Inggris, yaitu : “Conditional and Unreal Conditional Sentences” 
Berbeda dengan real conditionals, makna kalimat Unreal Conditional ini selalu bertolak belakang dengan kenyataan (fakta). Artinya, jika faktanya bermakna positif (affirmative), maka kalimat conditional-nya bermakna negatif; Sebaliknya, jika faktanya bermakna negatif, maka conditional-nya bermakna positif.
Ada dua tipe kalimat unreal conditionals, yaitu: jika faktanya dalam simple present tense dan jika faktanya dalam simple past tense. Unreal conditionals dapat dibuat dengan menggunakan conjunctions “if” (seperti halnya dalam real conditionals), dengan menginversi (menempatkan kata bantu) ke depan subject kalimat, dengan menggunakan “as if” atau “as though“, dan verb “wish“. Penggunaan verb “wish” ini akan dibandingkan dengan penggunaan verb “hope“.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Conditional Sentences ?
2.      Apa Pengertian Real Conditional Sentences ?
3.      Apa Pengertian Unreal Conditional Sentences ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk memahami Conditional Sentences dan Unreal Conditional Sentences serta mengetahui jenis-jenisnya.





BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Conditional Sentence
Conditional sentence (kalimat pengandaian) adalah kalimat-kalimat yang mengatakan suatu harapan atau gambaran suatu lamunan dalam bentuk “kalimat bersyarat”.
Pada umumnya kalimat pengandaian terdiri dari dua bagian, yaitu “Main clause(Induk Kalimat)“ dan “If clause/Dependent clause(Anak Kalimat)“. Main clause bisa berdiri sendiri, sedangkan If clause tidak bisa berdiri sendiri. Di dalam “if clause“ terkandung syarat- syarat yang harus dipenuhi atas keadaan seperti terkandung dalam main clause dapat terwujud. Karena itu disebut juga kalimat bersyarat.
B. Jenis – jenis Conditional  Sentences
Dalam Bahasa Inggris terdapat tiga bentuk (tipe) Conditional Sentences, yaitu :
1.  Future Conditional Sentence (Real Conditional)
Bentuk pertama dari Conditional disebut Probable Conditional atau real condition yang artinya  bahwa sesuatu akan mungkin terjadi pada waktu yang akan datang ataupun sekarang kalau syaratnya terpenuhi.
Rumus : If  +  Subject  + Verb1 + Object/Adverb (If clause)
atau        If  +  Subject  + am/are/is + Complement (If clause)
   Subject + will + verb1 + Object/Adverb (Main clause)
Example :
 If Bertha comes, I will give her the message.
(Jika Bertha datang, saya akan sampaikan pesan itu padanya).
If we arrive late, he will be angry with us.
(Jika kita datang terlambat, dia akan marah kepada kita).
You can live in the Palace, If you are a President.
(Kamu bisa tinggal di Istana, jika kamu seorang Presiden).
You may visit to myhouse, If I am at home.
(Kamu boleh datang kerumah saya, Jika Saya dirumah).
2.  Present Conditional Sentence (Unreal Conditional)
Bentuk kedua dari Conditional disebut Improbable Condition, yang artinya bahwa kejadian tersebut bertentangan dengan yang sebenarnya, karena ini merupakan lamunan/khayalan saja (contrary-fact).
Rumus : If + Subject + Verb2 + Adverb (If clause)
Atau       If + Subject + were+ Complement (If clause)
               Subject + would + Verb1+ Object/Adverb (Main clause)
Example :
If I were rich, I would give my money to the poor.
(Seandainya saya kaya, saya akan memberikan uang saya pada orang miskin).
Makna sesungguhnya adalah “I am not rich“ dan saya tidak mungkin bisa memberi uang pada orang miskin.
If he smokes less, he wouldn’t cough so much.
(Seandainya dia mengurangi merokok, maka dia tidak akan batuk terus).
Makna sesungguhnya “he smokes much“ maka dia akan batuk terus.
Dalam pengandaian tipe dua ini, penggunaan kata “if“ bisa dihilangkan dengan menggunakan pola inversion. Inversion adalah bentuk lamunan dengan penghilangan kata “if“, yaitu :
Example :
Were he here, he would take care of our problem.
(Seandainya dia ada di sini, maka dia akan membantu menyelesaikan masalah).
Makna sesungguhnya “he isn’t here” dan dia tidak akan pernah habis membantu menyelesaikan masalah.
Were I movie star, I would be very famous.
(Seandainya saya seorang bintang, saya akan terkenal).
Makna sesungguhnya bukan seorang bintang “I am not a movie star” dan saya tidak terkenal.
3.  Past Conditional Sentence (Unreal Conditionl)
Tipe ketiga menggambarkan suatu kejadian yang bertentangan di masa lampau dan tidak ada harapan akan terlaksana karena merupakan lamunan masa lalu (impossible condition).
Rumus : If + Subject + had Verb 3 + Object/Adveb (If clause)
  Subject + Would Have + Verb 3 + Object/Adverb (Main clause)
Example :
If I had known her number, I would have called her.
(Seandainya saya tahu nomor teleponnya, Saya akan meneleponnya).
Makna sesungguhnya adalah “I didn’t know her telephone number” dan saya tidak pernah meneleponnya.
She could have finished the exam, if she had more time.
(Dia akan dapat menyelesaikan ujiannya, seandainya dia memiliki banyak waktu). Makna sesungguhnya “she didn’t have enoughtime” dan dia tidak bias menyelesaikan ujiannya.
Dalam pengandaian tipe tiga ini, penggunaan kata “if” dapat dihilangkan dengan menggunakan pola kalimat inverse, yaitu:
Had + Subject + Ver 2 + Complement
Subject + Would Have + Ver 2 + Complement
Contoh :
Had I gone to the party, I would have met her.
(Seandainya saya pergi ke pesta itu, saya akan bertemu dengannya).
Makna sesungguhnya saya tidak pergi ke pesta itu. “I didn’t go to the party” dan saya tidak akan pernah bertemu dengannya.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Conditional sentence (kalimat pengandaian) adalah kalimat-kalimat yang mengatakan suatu harapan atau gambaran suatu lamunan dalam bentuk “kalimat bersyarat”.
Pada umumnya kalimat pengandaian terdiri dari dua bagian, yaitu “Main clause(Induk Kalimat)“ dan “If clause/Dependent clause(Anak Kalimat)“. Main clause bisa berdiri sendiri, sedangkan If clause tidak bisa berdiri sendiri.
Bentuk Conditional Sentence di bagi tiga yaitu :
1.      Future Coditional Sentence (Possible Condition)
Bahwa sesuatu akan mungkin terjadi pada waktu yang akan datang ataupun sekarang kalau syaratnya terpenuhi.
2.      Present Coditional Sentence (Impossible Condition)
Bahwa kejadian tersebut bertentangan dengan yang sebenarnya, karena ini merupakan lamunan/khayalan saja (contrary-fact).
3.      Past Conditional Sentence (Impossible Condition)
Suatu kejadian yang bertentangan di masa lampau dan tidak ada harapan akan terlaksana karena merupakan lamunan masa lalu (impossible condition).









DAFTAR PUSTAKA
Robert Krohn, “English Sentence Structure”, The University  of Michighan Press, USA. 1986
Marcella Frank, “Modern English Exercises for non-native speakers Part II”, Prentice Hall, INC., Englewood Cliffs, New Jersey. 1972
Anonimus .2012. Conditional sentences, real and unreal conditional. Indaralaya: http://wartawarga.gunadarma.ac.id. Di akses pada tanggal 26 September 2012.
Swara Bhaskara .2012. conditional sentences. Indralaya : swarabhaskara.com. diakses pada tanggal 26 September 2012
Tim penyusun . 2010. Koding, konsep dasar dan the king. Ganesha operation. Bandung : X  + 396 hlm.
Tumijo dan Slamet Riyanto. 2011. 99,99% sukses TOFEL. PT. Buku Seru. Jakarta : cover + 327 hlm.